Judul: Hidup Tanpa Listrik Bagaikan Masakan Tanpa Garam
Pasti semua orang mengetahui apa itu garam dan apa fungsinya. Tanpa garam, masakan seenak apapun akan terasa hambar. Mungkin istilah ini sesuai untuk menggambarkan listrik dan PLN sebagai providernya. Kita dapat membayangkan, bahwa listrik, yang tidak terlihat sama sekali oleh mata, namun kita dapat merasakan peranannya dalam kehidupan, bahkan listrik turut serta mendukung kemajuan bangsa. Sejak lahirnya PLN untuk menerangi pulau-pulau yang ada hingga sampai saat ini, pasti banyak tantangan demi tantangan yang turut menghiasinya. Mulai dari krisis daya yang menyebabkan banyaknya pemadaman sehingga membuat konsumen gusar bahkan marah. Sampai kepada lambatnya respon PLN akan untuk memenuhi permintaan masyarakat dalam hal sambung baru, sehingga menyebabkan menumpuknya daftar tunggu (calon konsumen) bahkan banyaknya keluhan akan mahalnya biaya untuk sambung baru.
Namun demikian, kalau saja kita mengerti dan menyadari bahwa krisis daya yang terjadi dikarenakan masih kurangnya kesiapan di sisi hulu, yaitu pembangkit. Jadi, wajar saja jika masih terjadi pemadaman karena konsumen yang ada bukan kita saja atau saya saja, sehingga masyarakat lain juga berhak untuk menikmati listrik yang ada. Meskipun demikian, banyak pernyataan “saya kan bayar” yang kerap kali dilontarkan dan dijadikan dalil pembenaran untuk menikmati listrik sepenuhnya (tanpa ada pemadaman). Sesungguhnya, jika kita merasa kecewa akan layanan PLN, kita dapat menggunakan genset sebagai solusi alternatif agar listrik tetap menyala. Ternyata, jika kita mengetahui perhitungan budget dan kualitas listrik yang diberikan oleh genset sangat jauh berbeda dengan yang ditawarkan PLN. Kita dapat membayangkan, berapa biaya yang akan dikeluarkan, pertama untuk membeli mesin genset, kedua untuk membeli solar (kita ketahui harga solar per liternya cukup mahal) dan ketiga dari segi kualitas/mutu tegangan dan frekuensi yang dihasilkan oleh genset, dimana jika mutu listrik ini tidak sesuai standar dapat merusak peralatan yang ada di rumah kita. Jadi, tanpa adanya paksaan, masyarakat pasti berpikir bahwa PLN akan menjadi pilihan pertama dan terbaik dalam memberikan layanan listrik. Akan tetapi, untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat, PLN tidak tinggal diam akan krisis daya yang terjadi, dengan dibuktikan melalui komitmen manajemen PLN dalam mengupayakan pembangkit melalui program 10.000 MW. Seiring dengan berjalannya program pembangkit 10.000 MW, permasalahan daftar tunggu pasang baru mampu dipangkas PLN melalui program Gerakan Satu Juta Sambungan (Go Grass). Tidak dapat dipungkiri memang PLN akan selalu di hati masyarakat karena saat listrik padam, pasti secara otomatis, kebanyakan orang akan berkata “ wah, PLN kok listriknya mati? “. Namun sebaliknya saat listrik hidup, jarang sekali masyarakat berkata “ yes, thanks PLN” dan bahkan mungkin tidak berkata sepatah kata apapun. Hal ini mungkin dikarenakan listrik adalah kebutuhan primer, sehingga hidup tanpa listrik bagaikan masakan tanpa garam.
Saya sebagai bagian dari masyarakat sangat merasakan perubahan positif atas berbagai upaya yang terus dilakukan manajemen PLN untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen dan menekan krisis daya yang terjadi. Namun, saya pikir, peningkatan kinerja perusahaan melalui pembenahan pada internal PLN masih perlu dilakukan, karena masih adanya indikasi korupsi yang kerap kali terjadi di lingkungan PLN oleh oknum tertentu. Permasalahan ini tidak boleh dibiarkan dan harus segera diberantas karena korupsi akan menjadi “duri dalam daging”, yaitu disatu sisi [1]PLN ingin meningkatkan komitmen dalam implementasi tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), sedangkan disisi lain masih adanya praktek-praktek korupsi yang dapat merusak citra perusahaan dan melemahkan komitmen yang sudah dikumandangkan. Adapun hal yang selalu mencap PLN sebagai "sarang korupsi", yaitu adanya pungutan liar untuk sambung baru melalui calo listrik dan PLN terkesan lambat dalam mengeksekusi sambung baru. Namun demikian, konsumen kerap kali menjadi lebih percaya kepada calo karena proses sambung baru lebih cepat dan hemat birokrasi, meskipun harus membayar lebih mahal. Selain itu, praktik korupsi lain, yaitu masih adanya indikasi korupsi dalam pengadaan barang dan jasa yang masih dilakukan oleh oknum tertentu. Dari permasalah internal PLN ini, yang dapat merusak kinerja dan komitmen PLN selama ini, saya ingin menyampaikan harapanku untuk PLN sebagai berikut.
Pertama, untuk kasus pelayanan konsumen dalam hal sambung baru, saya berharap PLN dapat memangkas birokrasi untuk sambung baru dan dapat segera mengeksekusi pemasangan baru dilapangan. Dan untuk hal ini, saya sangat salut kepada PLN, karena PLN sudah merealisasikannya melalui program “Go Grass” sehingga PLN mampu menyelesaikan daftar tunggu calon konsumen listrik, dengan cara menjemput bola dan berani memangkas birokrasi yang terkesan sangat panjang dengan turun langsung ke lapangan. Oleh karena itu, saya berharap lagi, reformasi birokrasi yang mudah ini dapat terus diterapkan, meskipun program “Go Grass” sudah terlewatkan, bahkan dapat membuat birokrasi yang lebih baik lagi melebihi program “Go Grass”, sehingga konsumen akan tersenyum ketika mendengar kata PLN.
Kedua, untuk indikasi korupsi dalam pengadaan barang dan jasa, saya berharap PLN dapat segera memberantas “tikus-tikus” yang berkeliaran dan menggrogoti “tubuh PLN”. PLN harus segera berbenah dan “bersih-bersih” karena masih banyak pulau-pulau terluar yang masih belum bisa menikmati listrik. Bayangkan, jika uang atau anggaran negara yang dialokasikan untuk peningkatan pelayanan PLN kepada konsumen terdapat kebocoran akibat “tikus-tikus duit”, maka visi dan misi PLN dalam menerangi nusantara bisa terhambat. Bahkan sebaliknya jika anggaran tersebut tidak ada yang dikorupsi satu rupiah pun, maka bukan tidak mungkin masyarakat yang berada di pulau-pulau kecil dan di daerah-daerah pedalaman dapat menikmati listrik lebih cepat, sehingga negara melalui PLN dapat memberikan harapan baru dan nyata bagi mereka dan melihat senyuman kebahagian yang terpancar melalui raut wajah mereka. Selain itu, dengan masuknya listrik ke seluruh pelosok negeri dapat membantu meningkatkan roda perekonomian masyarakat setempat. Oleh karena itu, reformasi dalam proses pengadaan barang dan jasa harus segera dilakukan mengingat misi yang diemban PLN sangat berat namun mulia. Ternyata, sekali lagi saya melihat PLN benar-benar berbenah untuk meningkatkan komitmen dan kepercayaan kepada masyarakat dalam hal tindak korupsi, yaitu melalui kutipan berikut: [2]manajemen PLN bertindak cepat dengan menegaskan komitmennya untuk menjalankan praktek penyelenggaraan korporasi yang bersih dan bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, sekaligus menegakkan Good Corporate Governance (GCG) dan anti korupsi dalam penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat. Adapun ketegasan komitmen yang dilakukan adalah “PLN Bersih” yang dinyatakan melalui aksi korporasi yang nyata , yakni menjalin kerjasama dengan jaringan organisasi global anti korupsi Transparency International Indonesia (TII) yang dilaksanakan pada 6 Maret 2012. Kerjasama ini bertujuan untuk lebih memastikan, bahwa PLN dalam menjalankan usahanya menyediakan listrik bagi masyarakat luas, sungguh-sungguh menerapkan praktek GCG dan anti korupsi. Kerjasama yang dibangun meliputi reformasi dalam Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) serta reformasi di sisi pelayanan pelanggan.
Selain harapan, saya juga ingin menyampaikan kepada masyarakat lainnya, bahwa dalam melakukan peningkatan pelayanan perlu dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, perlu kita ketahui, bahwa sebagian besar gangguan listrik yang menyebabkan pemadaman adalah gangguan pada jaringan listrik 20 kV atau jaringan Transmisi (150/500 Kv) disebabkan pohon-pohon yang ada disekitar jaringan listrik. Oleh karena itu, sebagai wujud dalam mendukung pelayanan PLN untuk mengurangi jumlah pemadaman yang terjadi, maka sebaiknya kita dengan sukarela memangkas atau menebang pohon yang hidup disekitar daerah jalur tiang-tiang listrik dan mengupayakan untuk tidak menanam pohon apapun dibawahnya. Selain itu, himbauan untuk berhematpun tidak lupa saya sampaikan, meskipun pada hakikatnya kita menikmati listrik dengan membayar. Namun, dengan berhemat banyak manfaat yang dapat kita peroleh yaitu, membayar listrik lebih murah, membantu pemerintah dalam menggurangi subsidi listrik sehingga dana subsidi dapat dialihkan untuk kepentingan lain, dan yang paling utama adalah menghemat pemakaian listrik berarti berbagi terang dengan masyarakat lain.
Demikian harapan-harapan yang dapat saya sampaikan sebagai pelanggan PLN, semoga PLN terus optimis dalam meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan tidak menyerah sedikitpun, walaupun banyak halangan yang merintangi baik internal maupun eksternal, karena masyarakat pasti memerlukan listrik dalam aktifitas sehari-hari sehingga kehidupan menjadi berwarna dan lebih baik. Apalagi, di hari jadi PLN ke-67, biarlah PLN terus maju dan jaya kedepannya serta terus berkarya menerangi bangsa ini, sehingga menjadi perusahaan yang lebih baik, transparan dan anti korupsi. Amin
Sumber kutipan:
[1]http://plnbersih.com/blog/2012/08/13/komitmen-implementasi-tata-kelola-perusahaan-yang-baik
[2]http://plnbersih.com/blog/2012/06/07/untuk-pln-yang-bersih